19 February 2013

Muara Tae 16 - salam sambungan

Hari Kikuk, yang secara tak terduga ternyata terkait dengan lingkaran elit kekuasaan dan politik di Kutai Barat.

Jean Nito, yakinlah bahwa almarhum Che Guevara pasti bangga dengan apa yang sedang kau lakukan.

Karno Kolor Ijo, sebenarnya menanam sayur jauh lebih menantang daripada melawan tambang atau perkebunan.

Sandika, jangan khawatir... paling lama 20 tahun lagi dikau pasti bisa setidaknya selucu Olga Saputra.

Nael, ada salam khusus buatmu dari seorang gadis putri pengusaha tambal ban di Camp Baru, Muara Tae. Katanya, "Kapan Abang datang?"

Rita, terima kasih atas masukan dan kepustakaan dalam kaitannya dengan sistem manajemen daripada air.

Rajidt, terimakasih atas pencerahan darimu tentang kesamaan dan perbedaan situasi kedaruratan antara Medan dan Muara Tae.

Seting, selamat ya... kudengar engkau diangkat oleh para konstituen jadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Muara Tae untuk Facebook.

Arso, jangan lupa kalau ke bogor bawakan tasku yang ketinggalan di rumahmu (maaf, ini pesan pribadi numpang bandwith, ngirit pulsa).

Yayat, working for RARE but you've more than rarely engaged with Muara Tae.

Hendaru, yang turut merenungi nasib, sebagaimana foto terlampir.

Sidik, orang-orang galia Muara Tae mengharapkan lesson learned darimu tentang bisnis broadcasting, industri percetakan, dan industri perkayuan.

Gede, setia dalam pertemanan, setia dalam pelayanan.

(bersambung lagi, to be continued again)

No comments: