18 February 2013

Muara Tae 12 - hidup adalah pilihan

Akhirnya aku memilih pergi ke Muara Tae. Pilihan-pilihan lain yang tidak kupilih di antaranya adalah: menghadiri upacara pelantikan Rajidt sebagai Datuk Mangguyang Alam di Bonjol sana, menghadiri undangan pertemuan dengan Sekretaris Kabinet Repiblik Indonesia (maaf, salah ketik. Harusnya Republik Indonesia) berkaitan dengan inpres moratorium kehutanan itu, lokakarya penulisan laporan studi tentang sumberdaya pesisir yang lestari dan berbasis komunitas dst dst maksudnya tambak itu, melaksanakan liburan bersama keluarga, atau masuk kerja hari senin sampai jumat nanti.
Sampai di sini para pembaca tentu sudah bisa menduga apa alasan, pertimbangan, dan kegentingannya sehingga aku memilih pergi ke Muara Tae. Tapi baiklah, demi semangat transparansi yang tinggi aku uraikan secara seutuhnya dan apa adanya sebagai berikut.
  1. Upacara Adat untuk peresmian pondok jaga. Ternyata hanya dalam waktu singkat sejak perjalananku yang dahulu itu, orang-orang galia Muara Tae ini telah membangun 5 lagi pondok jaga di 5 kelompok hutan adat yang ada, dan sudah ada 200an keluarga yang secara resmi berkata (ingat: berkata bukan bertandatangan atau ber yang lainnya) setuju siap komit mantep mau turut mempertahankan hutan adat. Makanya upacara pesta adat ini akan dilakukan. Celakanya, seperti yang kulaporkan dahulu, mereka berharap agar kita pada datang di pesta ini, yaitu yang kuat-kuat: kuat jalan (jauh), kuat makan (banyak), kuat minum (keras). Aku tidak memenuhi ketiga kriteria kuat itu, akan tetapi terpaksa mewakili karena teman-teman yang memenuhi kualifikasi naga-naganya sedang pada kecapean, kekenyangan, atau kemabukan.
  2. Rupanya sepanjang 2 minggu terakhir, Pak Petinggi sudah 3 kali didatangi perwakilan-perwakilan resmi dari sebuah perusahaan tambang batubara. Ini perusahaan baru yang dimiliki, menurut kabar-kabar, oleh unsur pimpinan legislatif Kutai Barat (inisialnya KetDPRD) yang berkongsi dengan pengusaha dari Jawa Barat (inisialnya CPGANTI). Ini perkembangan yang sangat serius dan menyeramkan. Ancaman dari sisi selatan dan timur dari perusahaan perkebunan sedang puncak-puncaknya, ini datang lagi ancaman dari sisi utara. Nah, di sinilah para pembaca sangat diharapkan untuk memberi masukan berupa guyonan-guyonan, humor, komik yang nyrempet-nyrempet, joke, mob, dan lain-lain. Aku harus bawa yang lucu-lucu tersebut, sesuai dengan salah satu poin dalam panduan berkegiatan di Muara Tae: pada saat perusahaan-perusahaan, preman-preman, birokrat, LSM, dan lain-lain membawa dan bicara tentang hal yang serius dan menyeramkan seperti gusur kampung atau bongkar hutan atau buka tambang, maka kita harus datang dengan membawa perubahan, jangan yang serius dan seram-seram gitu ah...
  3. Aku menulis ini di atas pesawat yang sedang melintasi Laut Jawa menuju Pulau Kalimantan. Aku menulis ini di sebuah handphone baru yang canggih. Satu satunya kekurangannya adalah ukurannya yang terlalu besar, kira-kira hampir sama panjang, lebar, dan tebalnya dengan buku-buku tentang air yang belum lama ini ditulis oleh Rita, Oka, dan lain-lain dan diterbitkan oleh telapak. Jadi memang canggih sih, tapi beratnya itu lho... Aku mempunyai sebuah rencana dengan handphone canggih ini, yaitu berupaya mengimbangi Pak Petinggi secara teknologi. Soalnya sudah nyata bahwa aku sudah kalah dari Pak Petinggi secara ideologi. Juga secara humorologi.
  4. Last but not least: masih berkaitan dengan beberapa poin di atas, aku memilih ke Muara Tae bukan ke Medan, Jakarta, atau Crawford Lodge atau yang lainnya dimanapun hari ini karena jelas di sini aku hanya harus berusaha lucu dan tidak serius. Ini sesuai dengan kapasitas dan lain-lainku yang tidak memungkinkan untuk sebuah keterlibatan intelektual, organisasional, atau finansial yang memadai pada saat ini di berbagai lini perjuangan, pencapaian, dan kegiatan strategis teman-teman di seantero nuswantara tersebut.
Jadi, kalau ternyata teman-teman pada suka baca dan baterai masih ada moga-moga besok aku bisa lanjutkan cerita-cerita dari Muara Tae.
(diketik di batas langit 30 ribu kaki, di handphone yang membumi). Keterangan: mereknya ZTE, kepanjangannya Zown To Earth...bagus khan!

No comments: